Bukti ini merupakan hasil investigasi dari seorang pria bernama John Cornwell, yang mendapatkan akses ke dalam ruang arsip Vatikan dengan tujuan membebaskan sri paus sebelumnya itu dari tuduhan bersalah. Namun, Cornwell malah menemukan dirinya dalam semacam ‘ situasi keterkejutan moral’ dengan penemuannya, sehingga buku karyanya, Hitler’s Pope, menjadi sebuah karya yang sangat berbeda dari konsep awalnya.

Bagian terbesar dari karya Cornwell berpusat pada tahun-tahun awal Pacelli ketika menjabat sebagai duta kepausan di Munich, sebuah jabatan yang dipangkunya dengan tujuan untuk membangun kembali kekuatan absolut Vatikan dalam sebuah bangsa yang selama lebih dari 400 tahun telah menikmati otonomi religius yang luar biasa. Pada saat inilah, dalam surat-suratnya kepada kardinal Sekretaris Negara Vatikan masa itu (antara tahun 1917 dan 1919), Pacelli mengungkapkan adanya permusuhan laten terhadap anggota-anggota kelompok yang menurutnya adalah ‘sebuah aliran Yahudi’, dan dilukiskan sebagai orang-orang yang pucat, kotor, bermata kosong, bersuara kasar, vulgar, menjijikan, dengan wajah yang pintar dan lihai.’ Secara tersirat pun sudah dapat dibayangkan bagaimana pandangan Pacelli terhadap orang-orang yahudi pada saat itu.
Diktator Dalam Vatikan


Pada musim panas tahun 1938, saat Paus Pius XI terbaring sekarat, ia tiba-tiba menjadi resah memikirkan kebangkitan fasisme dan anti-Yahudi Eropa. Namun, tiba-tiba semuanya menjadi terlambat. Paus Pius XI tiba-tiba ditemukan telah wafat hanya beberapa jam sebelum ia membacakan pidatonya yang akan mengutuk fasisme yang diprakarsai Hitler.
Sementara itu, Pacelli terpilih menjadi Paus setelah tiga kali pemungutan suara dan dinobatkan menjadi Paus Pius XII pada tanggal 12 Maret 1939. Salah satu dari aksi-aksi perdananya adalah bertemu dengan otoritas Jerman dan memastikan dukungannya kepada partai Nazi. Pada bulan berikutnya, atas permintaan Pacelli, duta kepausan di Berlin menyelenggarakan sebuah gala resepsi untuk merayakan ulang tahun Hitler yang ke-50. Sementara itu, perang sudah di depan mata.
Perang dan Vatikan
Hitler menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939. Meskipun pihak sekutu sangat terkejut, Paus Pius XII tidak berkomentar apapun. Ia menolak untuk mengutuk pihak Nazi bahkan saat perang meluas dan korban menggunung di kedua belah pihak, meskipun baru pada tahun 1942. Dan ketika dunia terbangun melihat kenyataan tentang Solusi Terakhir (perintah Hitler untuk pemusnahan Yahudi), kebisuan pihak kepausan menjadi sangat mengganggu.
Pada tanggal 16 Juni, surat kabar Inggris, Daily Telegraph, menerbitkan artikel di halaman depan tentang pemusnahan orang Yahudi. Kurang dari satu minggu kemudian, sebuah pawai besar dilakukan di lapangan Madison Square Gardens, New York menuntut dunia untuk campur tangan dalam krisis ini. Pada bulan September, Presiden Roosevelt mengirim perwakilan pribadi ke Vatikan dengan harapan dapat memicu reaksi Sri Paus, namun tindakan Roosevel ternyata sia-sia, Sri Paus tetap saja keras kepala. Pada saat itu hanya Vatikanlah yang benderanya berkibar di seantero dunia melewati samudera-samudera, sehingga sedikit saja anggukan dari Sri Paus saat itu akan memicu jutaan reaksi dari umat Katolik diseluruh dunia, dan jika itu terjadi, dunia akan bangkit untuk bersatu.
Yang terjadi justru hanya dalam pesan natalnya pada tahun yang sama, (seminggu setelah utusan dari Inggris untuk Vatikan secara pribadi menyerahkan satu berkas berisi dokumentasi tentang pemusnahan orang Yahudi dalam kamp-kamp konsentrasi yang tersebar di seluruh Eropa dengan jumlah yang cukup untuk meyakinkan Sri Paus), Paus Pius XII akhirnya mau berbicara. Namun, apa yang disampaikan begitu samar sehingga ia sepertinya tetap mempertahankan kebisuannya. Dalam pesan natal itu tidak disebutkan nama ‘Nazi’ atau ‘orang Yahudi’, hanya sebuah referensi samar tentang ‘ribuan orang’ telah dibunuh karena ‘kebangsaan atau rasnya.’
Bila pengutukan yang tidak jelas itu menandai sebuah perubahan dalam kebijakan terhadap Nazi, maka hal itu kurang signifikan untuk mampu menyelamatkan jutaan orang Yahudi yang dikumpulkan di jalan-jalan kota Roma oleh para serdadu SS, tepat di depan mata Sri Paus, kurang dari setahun kemudian. Dari mereka yang diasingkan, hampir semuanya terbunuh.
Keren artikelnya sob
BalasHapusmemang zaman nazi banyak sekali konspirasi yang tidak dipublikasikan, semua informasi simpang siur. informasi ini jika benar adanya akan sangat menarik untuk di tindak lanjuti..dapat info ini dari mana sob?
BalasHapusmaaf, mengenai itu tidak bisa saya kasih tahu, yang jelas semua informasi mengenai Vatikan di blog ini bisa saya pertanggungjawabkan kredibilitasnya..
BalasHapuswah---wah.....hitler.....kumis mu itu loh....terima kasih sob....jadi tau nih
BalasHapusKeren+seru banget artikelnya, ternyata, aku baru tau
BalasHapusanda dibayar berapa buat nyerang agama org?
BalasHapus@anonim : Loh, memangnya penulis blog ini agamanya apa? Tapi yg pasti info ttg Nazi dan Vatikan sudah pernah ada yg menerbitkan dalam bentuk buku...
BalasHapus